Wali Kota Batam Amsakar Achmad Hadir Dalam Acara Doa Bersama dan Aksi Damai Seribu Lilin
Romfamedia.co.id, Batam – Cahaya lilin berkelip di Dataran Engku Putri, Batam Center, Rabu (3/9/2025) malam. Suasana hening dan haru menyelimuti alun-alun ketika ratusan warga dari berbagai kalangan datang untuk satu tujuan: berdoa bersama dan menggelar aksi damai seribu lilin.
Aksi ini ditujukan untuk mengenang almarhum Affan Kurniawan, driver online yang meninggal di Jakarta, Rusdamdiansyah di Makassar, serta Iko Juliant Junior, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Nama mereka menyatu dalam doa yang dipanjatkan bersama, ditemani cahaya lilin yang memancar hangat di tengah kerumunan.
Kegiatan ini diprakarsai Cipayung Plus Kepri bersama komunitas driver online dan sejumlah elemen masyarakat. Cipayung Plus sendiri menaungi tujuh organisasi kemahasiswaan, seperti GMNI, HMI, PMII, IMM, PMKRI, GMKI, dan KAMMI. Malam itu, mereka bersatu bersama organisasi kepemudaan dan ratusan pengemudi ojek online, memperlihatkan wajah Batam yang solid dalam kebersamaan.
Rangkaian acara berjalan khidmat. Lilin dinyalakan satu per satu, lalu lantunan lagu Gugur Bunga dan Indonesia Pusaka terdengar lirih, menyayat hati. Puisi persatuan dan perdamaian dibacakan, menambah keharuan. Malam itu Batam seakan berubah menjadi rumah kebersamaan, tempat doa dan suara damai bertemu dalam satu nafas.
Di tengah lautan lilin, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, hadir bersama Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra, Kapolda Kepri Brigjen Pol Asep Safrudin, dan Kapolresta Barelang. Berdiri di hadapan masyarakat, Amsakar menyampaikan belasungkawa yang mendalam.
“Mari kita doakan bersama agar para almarhum husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan,” ujarnya penuh empati.
Lebih jauh, Amsakar menegaskan bahwa aksi seribu lilin ini bukan sekadar simbol. Menurutnya, apa yang terjadi malam itu adalah kobaran semangat persaudaraan dan kepedulian.
“Malam ini kita hadir bukan hanya menyalakan lilin, tetapi juga menyalakan semangat kebersamaan untuk Batam dan Indonesia tercinta,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan di tengah dinamika sosial. Suasana kondusif, kata dia, adalah kunci agar Batam tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua.
“Perbedaan pandangan bukan penghalang, justru itulah kekuatan bangsa. Tujuan kita tetap satu, Indonesia yang lebih baik,” sambung Amsakar.
Malam penuh cahaya itu ditutup dengan pembagian 600 kantong beras kepada masyarakat. Sebuah bukti bahwa kepedulian tidak hanya melalui doa, tapi juga lewat tindakan nyata.
Di Batam, aspirasi warga malam itu lahir bukan dari amarah, melainkan dari rasa cinta pada negeri. Bukan dengan kekerasan, melainkan doa dan kebersamaan. Seribu lilin menjadi saksi, dari Batam suara damai untuk Indonesia kembali dinyalakan (Red).