Upaya Pencegahan Stunting, Alat Antropometri Digital Disebar ke 300 Ribu Posyandu
Romfa Media – Pada kunjungannya ke Provinsi Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa selain alat USG untuk ibu hamil, pemerintah juga melengkapi setiap puskesmas dan posyandu dengan alat antropometri digital.
Pada kunjungannya ke Puskesmas Toroh 1 di Kabupaten Grobogan pada Selasa (23/1/2024), Presiden Jokowi mengatakan alat yang berfungsi untuk menstandardisasi pengukuran berat dan tinggi badan anak tersebut telah didistribusikan ke 300 ribu posyandu.
“Juga memberikan timbangan bayi yang kita berikan ke posyandu-posyandu, ada 300 ribu timbangan yang sudah kita berikan. Yang sebelumnya tidak ada, semuanya sekarang diberikan timbangan. Untuk cek berat badan bayi, panjang dan semuanya,” kata Presiden Jokowi.
Lanjutnya, dari pengukuran tersebut nantinya diketahui status gizi anak sejak dini, termasuk apakah kebutuhan gizinya telah terpenuhi sesuai kebutuhan atau belum.
Kemudian, dari status gizi tersebut, dilakukan intervensi agar tidak menimbulkan sejumlah masalah gizi pada balita seperti weight faltering atau berat badan tidak naik sesuai standar, berat badan kurang, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting.
sumber : infopublik.id
Pertama, anak-anak yang mengalami weight faltering apabila dibiarkan akan menjadi berat badan kurang (underweight) dan berlanjut menjadi gizi kurang (wasted).
Penanganan weight faltering adalah dengan merujuk balita ke puskesmas untuk ditangani oleh dokter, diberikan makanan tambahan kaya protein selama 14 hari, dan diberikan konseling oleh dokter umum.
Kedua, gizi buruk terjadi karena kurangnya asupan gizi yang mana anak tampak kurus. Kondisi ini apabila tidak segera ditangani dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.
Penanganan anak dengan gizi buruk adalah dengan merujuknya ke puskesmas dan memberikan makanan tambahan kaya akan protein hewani selama 90 hari. Namun, apabila balita memiliki indikasi penyakit berat seperti jantung bawaan maka wajib dirujuk ke RS.
Ketiga, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang menyebabkan berat dan tinggi anak di bawah rata-rata. Keadaan ini diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, yakni sejak dalam kandungan hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Penanganan anak stunting dengan merujuknya ke RS untuk mendapatkan penanganan dokter spesialis anak serta konseling dan pemberian Pangan dengan Keperluan Medis Khusus (PKMK) sesuai indikasi dan resep dokter anak.
Sementara itu, untuk balita dengan berat dan tinggi badan normal, tetap harus diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal berisi protein hewani dan susu. Langkah ini bisa mencegah weight faltering sampai dengan 54 persen.
Untuk pencegahan stunting ditahapan selanjutnya, harus diberikan Pangan Olahan untuk Diet Khusus (PDK) seharga Rp150 ribu selama 16 hari, yang bisa mencegah stunting 90 persen.