Patung Reunifikasi Sebagai Simbol Perdamaian Korea dihancurkan Kim Jong Un
Romfamedia.co.id, Korea Utara – Korea Utara atas perintah Kim Jong Un telah menghancurkan sebuah monumen yang melambangkan cita-cita rekonsiliasi dengan Korea Selatan. Kim menyebut Korea Selatan sebagai “musuh utama” dan mengatakan reunifikasi tidak mungkin lagi dilakukan.
Citra satelit yang diambil di Pyongyang pada Selasa (23/01) menunjukkan bahwa monumen tersebut – berbentuk sebuah lengkungan yang melambangkan harapan reunifikasi Korea dan diresmikan pada pertemuan puncak antar-Korea pada tahun 2000 – sudah tidak ada lagi, menurut laporan NK News, sebuah media online yang memantau Korea Utara.
Dua pakar Korea terkemuka melontarkan pernyataan mengejutkan yang menyatakan keyakinan mereka bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sedang mempersiapkan perang dengan Korea Selatan.
“Kami meyakini, seperti kakeknya pada 1950, Kim Jong Un telah membuat keputusan strategis untuk berperang,” tulis Robert L Carlin, mantan analis CIA; serta Siegfried S Hecker, ilmuwan nuklir yang beberapa kali berkunjung ke Korea Utara, dalam sebuah artikel di situs 38 North.
Pernyataan itu memicu peringatan di Washington dan Seoul, sekaligus perdebatan di kalangan pengamat isu Korea Utara. Akan tetapi, sebagian besar analis tak sependapat dengan teori bahwa perang Korea di depan mata.
BBC berbicara dengan tujuh pakar di Asia, Eropa, dan Amerika Utara – tak ada satu pun yang mendukung gagasan tersebut.
“Mempertaruhkan seluruh rezimnya dalam potensi konflik yang dahsyat bukanlah tindakan yang tepat bagi Korea Utara. Mereka terbukti sangat [berpandangan] Machiavellian,” kata Christopher Green, pengamat Korea dari Crisis Group yang berbasis di Belanda.
Green dan sejumlah pakar lain mencatat bahwa Korea Utara sering kali melakukan aksi-aksi tertentu untuk membawa negara-negara Barat ke meja perundingan; dan ada juga tekanan politik dari dalam negeri.
Kendati demikian, mereka sependapat bahwa kemarahan Kim yang semakin memuncak tak dapat diabaikan dan rezimnya kini semakin berbahaya.
Meskipun sebagian besar pakar berpendapat bahwa perang mungkin masih kecil kemungkinannya, beberapa dari mereka khawatir serangan-serangan mungkin akan terjadi.
Seiring dengan penutupan saluran diplomasi dan siaran radio lintas batas, ia juga mengumumkan akan menghancurkan Reunification Arch, sebuah monumen sembilan lantai di pinggiran Pyongyang.
Monumen berbentuk lengkungan tersebut – yang memperlihatkan dua perempuan dalam pakaian tradisional Korea saling berpegangan tangan – dibangun pada tahun 2001 untuk menandai upaya kakek dan ayah Kim Jong Un menuju reunifikasi dengan Korsel.
Gambar satelit yang dirilis oleh Planet Labs pada hari Selasa (23/11) menunjukkan patung tersebut tampaknya telah hancur, meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Kim Il Sung adalah pemimpin Korut ketika negara itu berperang pada 1950, namun dia juga orang yang mengemukakan gagasan bahwa suatu saat nanti masyarakat Korut akan bersatu kembali dengan saudara-saudara mereka di selatan.
Akan tetapi, cucunya kini memilih untuk mendefinisikan warga Korea Utara sebagai orang yang berbeda dengan warga Korea Selatan – mungkin untuk membenarkan bahwa warga Korea Selatan sebagai target militer.
Sumber: bbc.com