Heboh! Rocky Gerung Bikin Heboh Diskusi Perburuhan K-SPSI di Golden View Batam
Romfamedia.co.id, Batam – Diskusi Perburuhan yang di selenggarakan K-SPSI Provinsi Kepulauan Riau dengan mendatangkan narasumber Rocky Gerung di padati peserta.
Acara yang diselenggarana di Golden View Hotel Batam pada Sabtu (09/08/2025) tersebut di hadiri sekitar 700 anggota K-SPSI se-Kepri.
Tidak hanya anggota K-SPSI, Hadir juga beberapa perwakilan BEM, dan beberapa perwakilan Ormas dan LSM.
Diskusi perburuhan yang dimoderatori Sarah dari RRI Batam tersebut, Selain Rocky Gerung, juga ada narasumber yang lain.
Narasumber kedua adalah Saiful Badri Sofyan S.H., M.H. selaku ketua K-SPSI Kepri, dan Narasumber ketiga adalah Dr. H. Syahganda Nainggolan yang merupakan politisi dan aktivis sekaligus pendiri Great Intitute.
Sedangkan narasumber ke-empat adalah Anton Permana yang merupakan salah satu aktivis dan juga politisi Nasonal.
Diskusi dibuka dengan pemaparan kondisi perburuhan nasional dan di kepri yang di sampaikan oleh Bung Saiful.
“Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia sangat kompleks dan beragam, mulai dari tingginya tingkat pengangguran, rendahnya kualitas SDM tenaga kerja, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, hingga tantangan terkait upah dan kesejahteraan pekerja itu sendiri,” ungkap Saiful.
Sedang menurut Rocky Gerung, untuk mengatasi segala permasalahan perburuhan tersebut, harus ada tokoh buruh yang di dorong masuk ke struktur pengambil keputusan.
“Saudara Jumhur Hidayat selaku ketua Umum K-SPSI adalah tokoh yang bisa kita dorong untuk masuk ke struktur pengambil keputusan di pusat” ungkap Rocky.
Menurut Syahganda Nainggolan, politik upah murah yang tidak berpihak ke buruh harus di hilangkan.
“Di negara maju, keuntungan perusahan itu 60% untuk pekerja dan 40% untuk pengusaha, sedangkan di negara kita, 30% untuk pekerja dan 70% untuk pengusaha” ungkah Syahganda.
“Jika negara ingin pertumbuhan ekonomi meningkat, seharusnya upah buruh dinaikan supaya daya beli mereka meningkat, sehingga dapat menggenjot Pertumbuhan ekonomi” imbuh Syahganda.
Anton Permana menambahkan bahwa, jika pergerakan K-SPSI ingin didengar pemerintah dan pengusaha, K-SPSI harus mempunya Soft Power dan Hard Power.
“Soft power digunakan untuk berargumen dengan pemerintah dan pengusaha dengan data-data yang valid dan realible, sedangkan hard power dengan kekuatan masa untuk memberikan tekanan jika usaha dengan soft power tidak berhasil” ungkap Anton.
Acara diskusi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung sangat menarik dan Heboh (Red).