Banjir Demak Meluber ke Jalan Alternatif, Pencoblosan Pemilu Ditunda
Romfamedia.co.id, Demak – Banjir di Demak belum juga surut hingga hari pencoblosan Pemilu 2024. Banjir tersebut mengakibatkan pencoblosan harus ditunda di 10 desa terdampak.
Meluber ke Jalan Alternatif
Banjir masih merendam jalur Pantura Karanganyar, Kabupaten Demak. Bahkan, banjir meluber ke wilayah Jalan Provinsi Kecamatan Mijen yang menjadi jalur alternatif Semarang-Kudus sebelumnya.
Pantura Karanganyar Demak masih lumpuh hingga Selasa sore. Pantauan di lokasi Desa Cangkring, Karanganyar, pukul 15.00 WIB, masih banyak pengungsi di lokasi tersebut. Dari titik genangan tersebut hingga Jembatan Tanggul Angin berjarak sekitar tiga kilometer.
Bupati Demak Eisti’anah menyebut banjir juga meluas di Jalan Provinsi wilayah Kecamatan Mijen. Ia mengimbau kepada pengendara untuk melintasi jalur Kecamatan Bonang-Wedung.
“Daerah (Kecamatan) Mijen, tadi aksesnya dari arah Trengguli yang memang harusnya itu ke arah Jepara Kudus lewat situ, tadi kita berembuk dengan Pak Kapolres menyampaikan tadi dari Semarang langsung masuk ke Grobogan atau kalau mau ke Jepara lewat Bonang Wedung,” ujar Esti’anah, pada Selasa (14/2/2024).
Coblosan Ditunda
Sebanyak 10 desa di Kecamatan Karanganyar Demak turut terendam banjir hingga mengakibatkan pencoblosan Pemilu 2024 harus ditunda. Diketahui, ada sebanyak 27.996 pemilih harus mengikuti pencoblosan susulan lantaran Tempat Pemungutan Suara (TPS) terendam banjir.
“(Pemungutan Suara Susulan) 114 TPS di 10 desa Kecamatan Karanganyar,” kata Ketua KPU Demak Siti Ulfaati saat dikonfirmasi Selasa (13/2/2024) malam.
Ia menjelaskan bahwa 10 desa tersebut saat ini masih terendam banjir total. Bahkan ketinggian di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung masih sekitar 3 meter.
“Rata-rata KPPS dan pemilih menjadi korban dan mengungsi. Sedangkan lokasi pengungsian tersebar di banyak titik sehingga tidak memungkinkan dilakukan relokasi,” ujarnya.
Selain itu, ia menerangkan bahwa tidak mungkin diadakannya pemindahan TPS di tempat pengungsian. Lantaran data pemilih yang tersebar di sejumlah titik.
“Membuat TPS di Lokasi pengungsian juga tidak bisa kami lakukan, karena terkait pendataan yang masih belum clear,” ujarnya.
10 desa tersebut meliputi; Wonoketingal, Cangkringrembang, Cangkring, Undaan Kidul, Undaan Lor, Ngemplikwetan, Wonorejo, Karanganyar, Ketanjung, Jatirejo.
“Jadi yang pertama yang kami lakukan pendataan itu ada 26 ribu sekian, padahal kalau kita lihat di Ngaluran itu hanya 1700 orang, yang ada di Kudus itu ada 2000 sekian, di Kedungwaru Lor itu ada 4700 sekian, kalau kita hitung itu kan belum ada di angka 10.000. Belum yang ada di trotoar, jadi kita belum bisa mengidentifikasi, karena ketika ada pembuatan TPS di tempat relokasi ya atau TPS pengungsian, kami itu harus jelas datanya dulu,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa telah menginstruksikan KPPS untuk melakukan pendataan dan pemetaan wilayah untuk pendirian TPS.
“Artinya kami ini ya sudah menginstruksikan kepada teman-teman untuk melakukan pendataan dan juga pemetaan di mana TPS nya yang akan didirikan dan sebagainya,” terangnya.(tim/red).